
Keterangan Gambar : Direktur Utama PT Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya Perseroda, Fajar Arifianto Isnugroho, berbicara di depan staf dan karyawan, Senin (22/12/2025).
Surabaya - Sebagai bagian dari transformasi menuju perusahaan modern, Direktur Utama PT Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya Perseroda, Fajar Arifianto Isnugroho menegaskan pentingnya membangun kesadaran bermedia sosial di kalangan pegawai. Hal ini disampaikan dalam arahannya kepada pegawai, yang tidak hanya menekankan motivasi kerja, tetapi juga perubahan pola pikir dan cara bekerja di era digital.
Menurut Fajar, organisasi yang kuat membutuhkan banyak orang yang bergerak bersama dengan semangat, kreativitas, dan komunikasi yang baik. Ia menekankan tiga nilai utama yang harus dimiliki pegawai masa kini, yakni kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.
“Komunikasi itu tidak hanya sekadar ngomong. Ada komunikasi verbal dan non-verbal. Bahkan saat kita diam, cara berpakaian, sikap tubuh, itu sudah menyampaikan pesan,” ujarnya.
Lebih jauh, Fajar menambahkan bahwa saat ini komunikasi tidak lagi cukup hanya dilakukan secara langsung (offline), tetapi juga melalui media digital (online). Komunikasi bermedia—melalui smartphone dan media sosial—menjadi bagian tak terpisahkan dari pekerjaan pegawai modern.
“Gunakan smartphone bukan hanya untuk hiburan, tapi sebagai sarana bekerja. Untuk koordinasi, membangun komunikasi, menambah kreativitas, dan melahirkan ide. Itu juga bagian dari kerja,” tegasnya.
Ia menilai pegawai yang lambat merespons komunikasi digital atau tidak memanfaatkan smartphone secara optimal akan tertinggal. Dalam konteks ini, RPH Surabaya mendorong pegawai untuk mengalokasikan waktu khusus dalam memanfaatkan media digital sebagai bagian dari rutinitas kerja.
Perubahan perilaku konsumen menjadi salah satu alasan utama RPH Surabaya terus berbenah dalam membangun kekuatan media. Fajar menegaskan bahwa masyarakat saat ini mencari informasi melalui media sosial sebelum memutuskan membeli produk atau menggunakan layanan.
“Ketika RPH hadir di media sosial, masyarakat jadi tahu. Awareness meningkat, pesanan meningkat, dan marketing juga terbantu,” jelasnya.
Pengalaman RPH Surabaya melalui aktivitas live TikTok dan konten media sosial lainnya terbukti mampu meningkatkan kesadaran publik terhadap produk dan layanan RPH, termasuk penjualan daging dan produk olahan. Media sosial tidak lagi dipandang sekadar pelengkap, tetapi telah menjadi bagian dari strategi pemasaran perusahaan.
Selain media sosial, RPH Surabaya juga memperkuat kehadiran digital melalui laman resmi www.rphsurabaya.co.id. Website ini menjadi pusat informasi perusahaan, mulai dari layanan, kegiatan, hingga rujukan berita resmi terkait RPH Surabaya.
“Website adalah salah satu simbol perusahaan modern. Semua informasi bisa masuk di sana dan menjadi rujukan utama masyarakat,” ujar Fajar.
Website ini juga berfungsi sebagai sarana edukasi dan klarifikasi informasi publik, sehingga masyarakat mendapatkan sumber informasi yang akurat dan terpercaya langsung dari RPH Surabaya.
Di akhir arahannya, Fajar mengajak seluruh pegawai untuk membangun kesadaran bersama dalam memanfaatkan media digital. Menurutnya, kekuatan perusahaan tidak hanya dibangun dari sistem dan manajemen internal, tetapi juga dari kesadaran pegawai dalam menjaga dan menguatkan citra perusahaan di ruang publik digital.
“Salah satu kekuatan perusahaan dibangun dari kesadaran pegawainya terhadap media sosial. Manfaatkan jari kita untuk hal positif, bukan hanya bicara, tapi menunjukkan kinerja dan kontribusi,” pungkasnya.
Dengan penguatan budaya bermedia sosial ini, RPH Surabaya menegaskan komitmennya untuk terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, membangun komunikasi yang terbuka, serta memperkuat kepercayaan publik melalui kehadiran digital yang profesional dan berkelanjutan.(ant)
Tulis Komentar